Tembus Pasar Asia Pengrajin Lokal Berhasil Meraih Keuntungan

Tembus Pasar Asia – Kami membuka cerita tentang usaha yang menggabungkan galeri dan kedai kopi, seperti Craftote di Jakarta. Pendiri Thio Siujinata dan Rika Christina fokus pada serat alam: eceng gondok, pelepah pisang, purun, bambu, dan rotan.
Kisah ini menampilkan model bisnis hibrida yang ramah lingkungan dan memicu kepercayaan pembeli internasional. Contoh lain, Agrominafiber mengekspor ribuan keranjang ke Amerika Serikat, sementara Adisher Leather merambah lebih dari sepuluh negara.
Kami lihat bahwa tembus pasar dan ekspor membutuhkan kualitas, konsistensi, dan kesiapan operasional. Produk dengan cerita autentik mengangkat martabat masyarakat dan memperkuat relasi.
Kami hadirkan ringkasan pelajaran praktis bagi usaha kecil yang ingin masuk pasar global. Dengan catatan keuangan yang rapi, business matching, dan pameran, peluang merambah dunia semakin nyata.
Momen kini: pasar global terbuka lebar untuk kerajinan Indonesia yang ramah lingkungan
Kini peluang internasional untuk kerajinan ramah lingkungan semakin nyata bagi usaha-usaha kecil kita. Tren menunjukkan buyer di dunia memilih produk yang punya nilai lingkungan dan cerita kuat tentang proses pembuatan Tembus Pasar Asia.
Apa yang akan kita pelajari dan mengapa sekarang waktunya
Kita melihat contoh nyata: Craftote rutin kirim ke Jepang dan Kanada; Agrominafiber ekspor 6 kontainer ke AS; Adisher Leather gunakan LinkedIn dan event seperti CPNE LPEI serta TEI untuk memperluas jaringan. Dari situ muncul pelajaran praktis Tembus Pasar Asia.
- Kepedulian global mendukung produk berkelanjutan, jadi fokus pada ramah lingkungan memberi keuntungan kompetitif Tembus Pasar Asia.
- Ceritakan latar perajin dan proses handmade untuk menambah nilai di mata buyer dunia.
- Siapkan usaha lewat program, pelatihan, dan pameran untuk akses buyer dan validasi produk.
- Menembus pasar butuh kualitas, konsistensi, dan komunikasi produk yang jelas—langkah kecil seperti katalog rapi sangat berarti Tembus Pasar Asia.
Pengrajin Lokal Berhasil Tembus Pasar Asia: kisah nyata dari Jakarta, Kebumen, hingga Depok

Kami menelusuri perjalanan Craftote, Agrominafiber, dan Adisher Leather untuk memahami langkah nyata menuju ekspor dan bagaimana cerita produk menguatkan nilai merek.
Craftote — galeri, kedai, dan serat alam
Craftote berdiri Oktober 2021 dan fokus pada produk serat alam: eceng, pelepah pisang, purun, bambu, dan rotan. Harga berkisar Rp50 ribu–Rp3 juta, tersedia custom order.
Dukungan BRI (Rumah BUMN, Incubator, EXPO(RT)) membantu pencatatan, efisiensi, dan business model sehingga ekspor ke Jepang dan Kanada jadi rutin.
Agrominafiber Kebumen — dari Rp600 ribu ke 6 kontainer
Mulai modal kecil, Agrominafiber ekspor mandiri 6 kontainer FCL ke AS (9.455 unit). Produksi memakai pelepah pisang dan eceng gondok; proses pengeringan 10 hari, 10 kg bahan per set.
Skala ini melibatkan ~80–90 perajin bahan baku dan ~20 perajin produksi, mencerminkan pemberdayaan perempuan di daerah.
Adisher Leather Depok — katalog, LinkedIn, dan pameran
Adisher memperoleh buyer pertama lewat LinkedIn (Swiss) dan pesanan Belanda. Dari workshop Depok mereka kirim tas ke >10 negara, termasuk AS dan Australia.
Pameran seperti CPNE LPEI dan TEI terbukti membuka jaringan. Kita lihat bahwa katalog rapi, sampel, dan review buyer awal mempercepat repeat order.
- Kita simpulkan: program, pameran, dan konsistensi produksi adalah benang merah yang menolong kita menembus pasar kali ini.
Strategi yang membawa kita menembus pasar: kualitas, cerita, program, dan business matching

Gabungan kontrol produksi, program pendampingan, dan business matching jadi pijakan utama menuju ekspor dan relasi bisnis yang berkelanjutan.
Produk dan produksi: serat alam, kontrol kualitas, custom order, efisiensi, dan lead time yang terukur
Kita mulai dari bahan serat alam yang kuat dan teruji. Craftote dan Agrominafiber menegaskan pentingnya pengeringan 10 hari untuk stabilitas bahan.
Kita tetapkan SOP produksi: inspeksi bahan, anyaman harian satu set per perajin, dan finishing sebelum packing untuk ekspor. Custom order diselesaikan hingga tiga hari dengan alur sampel dan approval.
Akses pasar dan pembiayaan: Rumah BUMN, EXPO(RT), Incubator, CPNE LPEI, TEI, serta kekuatan LinkedIn
Kita manfaatkan program seperti Rumah BUMN, EXPO(RT), dan Incubator untuk memperbaiki pencatatan dan efisiensi. Adisher menunjukkan bagaimana pameran CPNE LPEI dan TEI plus LinkedIn membuka buyer baru.
| Aspek | Langkah | Manfaat |
|---|---|---|
| Kontrol produksi | Pengeringan 10 hari, inspeksi, SOP custom | Kualitas konsisten, lead time terukur |
| Program & pelatihan | Rumah BUMN, Incubator, EXPO(RT) | Kesiapan operasi, pencatatan keuangan |
| Business matching | CPNE LPEI, TEI, LinkedIn | Buyer, validasi harga, repeat order |
Kesimpulan
Kita rangkum: fokus pada kualitas produk dan cerita autentik membuka peluang ekspor. Contoh Craftote, Agrominafiber, dan Adisher menunjukkan bahwa produk serat alam dan katalog rapi memudahkan buyer mengambil keputusan.
Kita tekankan pentingnya transparansi harga dan opsi custom untuk order hingga juta-an rupiah. Bahan seperti eceng gondok dan pelepah pisang jadi pembeda yang selaras dengan kepedulian lingkungan.
Pelatihan dan program memperkuat kemampuan negosiasi, dokumen, dan manajemen produksi. Dampak sosial terlihat lewat pemberdayaan perajin di daerah dan kontribusi ke masyarakat.
Kami mengajak usaha kerajinan untuk pilih 2–3 produk unggulan, susun katalog singkat, dan mulai outreach lewat pameran serta platform digital. Pelajari lebih lanjut soal strategi UMKM di UMKM go internasional.






